Asslammualaikum Wr.Wb.
Pertama-tama Penulis mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas bencana gempa bumi yang meluluhlantakkan Tanah Gadang.
Belum Sebulan kita mendapat cobaan di negeri ini. Sebelumnya, sebulan lalu kita mendapat bencana gempa bumi di Jawa Barat dan Sekitar yang hampir menewaskan 300 orang.
Tepat pada tanggal 30 september 2009 pukul 17.16 waktu sekitar telah terjadi gempa bumi yang menghancurkan seluruh Tanah minang.
Berikut cerita gempa sumatera barat yang penulis kutip di internet :
Setelah puas ngobrol via telepon dengan Umminya Daffa, aku melirik jam, hampir magrib. Hmm, motorku masih di teras kost, mesti dibawa masuk ne, begitu pikirku. Aku keluar. Baru saja jariku menyentuh stang motor, orang2 di sekitar rumah teriak, "Gempa..gempa..". Ibu kost tergopoh2 keluar rumah. Cucunya ibu kost yang baru kelas 4 SD dan sedang mandi pun berlari keluar masih dengan berbasah2 ria. Kami bertiga menunggu dengan was2 di teras rumah.
Sejenak dua jenak berlalu, goyangan bumi tak jua berhenti. O ow, ternyata gempa lumayan lama. Bumi berayun, mampu membuatku merasa pusing. Rupanya begini rasanya gempa. Setelah satu tahun lebih aku bertugas di bumi raflesia, baru kali ini aku benar2 bisa merasakan yg namanya gempa.
Beberapa menit berlalu, bumi tak lagi berayun. Namun nyatanya, sampai tulisan ini aku buat pun aku masih merasa diayun2. Itulah sugesti, dan memang benar kata ibu kostku, ketika sudah gempa sekali, maka setelahnya akan serasa gempa berkepanjangan.
7,6 SR di Sumatera Barat. Aku benar2 gak bisa membayangkan kepanikan di pusat gempa. Bangunan hancur, rumah bak kapal pecah, sanak saudara menghilang, dan yg pasti adalah trauma. Pikiranku lalu dipenuhi andai2.
Bagaimana seandainya gempa terjadi di sini. Semuanya luluh lantak, sanggupkah aku? Bagaimana seandainya gempa terjadi sementara aku sedang berada di kamar mandi? Gak kebayang degh. Aku teringat cucu ibu kost tadi dan cerita beberapa orang dengan pakaian seadanya ketika bencana terjadi. Wah wah...
Dan gempa kali ini pun menyisakan cerita. Seorang muslimah yg panik karena bumi berayun, keluar rumah dengan hanya mengenakan baju tanpa lengan dan celana pendek. Lalu tanpa diduga2 ia bertemu laki2 teman kantornya yang dengan sangat kebetulan lewat di situ. Betapa malunya. (Hehe, ceritanya diposting gak, Fren? ^^)
Pengalaman seorang teman tersebut menjadi pelajaran nyata buatku. Aku berkaca lalu menyimpulkan. Sepertinya kebiasaan menggunakan pakaian2 serba minimalis, meskipun di kamar sendiri sekalipun harus mulai dikurangi. Bukankah bencana tak mengenal waktu dan tempat...
*Teruntuk saudara2ku di Sumbar, semoga kita termasuk hambaNya yg sabar...
10/01/2009
Gempa Yang Melanda Negeriku
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
hmm..
ReplyDeleteCma bsa blg 'smpai brtemu' k muslim2 yg sdh mndahului..
Ya nmanya kta hrus ngrti klo Allah mnyetop ksempatan mreka utk beramal
Ingin bgt tw d akhirat nanti, apakah indonesiaku diazab sprti org2 malaysia ejek,,
atwkah diCOBA Allah scara 'double'?(bencana+rumor)
beda lh sama malaysia mut..
ReplyDeletekhusus malaysia, kita benci ama malaysia khsus ny bagi pemerintah nya ajj dan sebagian rakyatny..
kerana msih teringad memori diejek ama orang malaysia wktu itu..
semoga negeri kita tercinta ini, diberikan kekeuatan menghadapi cobaan yg allah azza wajalla brikan ini.